Sinar UVC yang Dapat Membunuh Virus di Udara

Upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona baru, SARS-CoV-2 yang
menyebabkan Covid-19 terus diteliti. Salah satunya pemanfaatan sinar ultraviolet jauh
atau Far-UVC. Sinar ultraviolet C (UVC) dengan panjang gelombang 222 nanometer
(Far-UVC) telah terbukti mematikan bakteri tanpa membahayakan kulit mamalia.
Cara kerja BDC-04 ini adalah dengan proses penonaktifan mikroorganisme, bakteri dan
virus dengan menggunakan sinar ultraviolet yg dikenal dengan Far-UVC, yang memiliki
panjang gelombang 207-222 nm, akan dengan cepat membunuh virus dan aman bagi
tubuh manusia.
Pada sebuah uji coba yang dilakukan para peneliti di Center for Radiological Research,
Columbia University Medical Center, New York telah menunjukkan sinar tersebut dapat
mematikan virus H1N1.
Penelitian sinar Far-UVC (207-222 nanometer) secara efisien mampu menonaktifkan
bakteri tanpa membahayakan kulit mamalia yang menjadi objek uji coba. Sebab,
adanya daya serap yang kuat pada bahan biologi, sinar far-UVC tidak dapat menembus
lapisan luar kulit atau mata manusia. Sejumlah ilmuwan pun berhasil menunjukkan
bukti, jika gelombang sinar UVC dapat memberi efek serupa pada virus.
Penyakit yang disebabkan oleh mikroba umumnya menyebar melalui udara, seperti
influenza dan tuberkulosis. Pendekatan langsung untuk mencegah penularan melalui
udara yakni dengan inaktivasi patogen di udara dan potensi antimikroba udara dari
sinar UVC telah lama diterapkan. Namun, penggunaan secara luas dalam pengaturan
publik masih terbatas mengingat sumber cahaya UVC konvensional bersifat karsiogenik
dan katarakogenik.